Dia kemudian menjelaskan faktor yang memengaruhi dan juga efek yang ditimbulkan setelahnya, memberikan sinyal kepada orang-orang untuk melakukan hal serupa, yaitu penjarahan dan pembakaran.
“Dari video-video itu lalu memengaruhi putusan orang, untuk kemudian melakukan tindakan penjarahan. Dan ditambah adanya triggering, pencetus, ajakan-ajakan untuk kumpul di sini, bakar Monas, serang Mabes Polri,” tuturnya.
Pernyataan ini memperkuat pandangan sejumlah ahli sebelumnya, bahwa gelombang kemarahan publik terhadap DPR Agustus lalu tidak sepenuhnya murni, melainkan dipicu oleh penggiringan opini dan konten hoaks yang masif di media sosial.
(Fahmi Firdaus )