Topan ini diperkirakan akan bergerak melintasi wilayah kepulauan Visayas dan keluar ke Laut Cina Selatan pada Rabu.
Namun, penduduk di seluruh provinsi Cebu masih terguncang oleh banjir yang mematikan. Lebih dari 400.000 orang telah mengungsi akibat bencana tersebut, menurut laporan pada Rabu oleh badan bencana nasional.
Dalam sebuah unggahan Facebook, Gubernur Cebu Pamela Baricuatro menggambarkan bencana ini sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya".
"Kami menduga angin akan menjadi faktor yang berbahaya, tetapi... airlah yang benar-benar membahayakan warga kami," katanya. "Banjir ini sungguh dahsyat."
Baricuatro mengumumkan status bencana di Cebu pada Selasa malam untuk memfasilitasi upaya bantuan bencana.
Sebagian besar korban tewas akibat tenggelam, demikian menurut laporan. Badai tersebut telah mengirimkan aliran air berlumpur menuruni lereng bukit dan masuk ke kota-kota besar.
Kerusakan di area permukiman di Cebu sangat parah, dengan banyak bangunan kecil hanyut dan lapisan lumpur tebal tertinggal akibat surutnya air banjir. Tim penyelamat menggunakan perahu untuk membebaskan orang-orang yang terjebak di dalam rumah mereka.
Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun.