Jimly menekankan bahwa hasil kerja komisi ini bukan sekadar menghasilkan rekomendasi, melainkan juga menyangkut proses dan mekanisme penyusunan kebijakan reformasi yang transparan.
“Kalau rumusan kami bisa mengerjakan sendiri-sendiri, pasti bagus-bagus. Tapi cara bagaimana rumusan usulan kebijakan reformasi itu diperoleh, itu penting,” jelasnya.
Oleh karena itu, Jimly menyebut komisi akan mendengarkan masukan dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh bangsa, akademisi, aktivis, hingga kreator digital.
“Kami bersikap terbuka untuk mendengarkan. Kalau nanti tidak bisa dibuat forum khusus, ya paling tidak kami akan rajin mendengarkan di YouTube. Insyaallah kita akan terbuka,” ujarnya.
(Awaludin)