Menurut Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN tersebut, SIK yang baik memungkinkan deteksi dini, pelacakan kontak, serta respons cepat.
“Tantangan utama meliputi SDM, infrastruktur, pembiayaan, dan regulasi. Karena itu, penting dilakukan penguatan SDM, modernisasi teknologi, dan reformasi kebijakan agar sistem kesehatan menjadi lebih tangguh dan efisien,” ucap Maria.
Selanjutnya, Fitrah Ernawati (kepakaran makanan dan zat gizi mikro) akan menyampaikan orasi berjudul “Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) PLUS pada Remaja Putri dan Ibu Hamil sebagai Upaya Pencegahan Stunting.”
Ia mengungkapkan bahwa anemia pada remaja putri dan ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berdampak hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi ini meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) dan stunting.
“Selain zat besi, kekurangan zink dan vitamin A turut berperan. Inovasi TTD PLUS yang diperkaya zink dan vitamin A diharapkan dapat memperkuat pencegahan anemia, menurunkan risiko BBLR, dan mencegah stunting sejak dini,” ujarnya.
Terakhir, orasi akan disampaikan oleh Tri Muji Susantoro (kepakaran aplikasi penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan sumber daya mineral). Tri aktif melakukan penelitian penginderaan jauh untuk eksplorasi energi dan mineral, mulai dari tahap eksplorasi awal hingga pasca-eksploitasi migas.