JAKARTA — Tuduhan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya simpatisan Zionis kembali mencuat dalam beberapa pekan terakhir. Isu itu dipicu kehadiran akademisi Peter Berkowitz dalam kegiatan PBNU, beberapa waktu lalu. Namun, berdasarkan data dan rekam jejak PBNU, justru menampilkan fakta yang sangat berbeda.
Gus Yahya menegaskan, bahwa rekam jejak dirinya terkait isu Palestina-Israel telah lama diketahui publik, termasuk warga NU. Oleh karena itu, tudingan yang muncul saat ini bukan sesuatu yang baru.
"Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel bertemu Presiden Israel Netanyahu. Saya bertemu dengan berbagai elemen di sana dalam berbagai forum. Saat Muktamar, cabang-cabang dan PWNU memilih saya. Mereka sudah tahu saya pernah ke Israel, dan tetap memilih saya,” ujar Gus Yahya dikutip, Selasa (2/12/2025).
Sebuah dokumen menyajikan kronologi lengkap, termasuk peristiwa menegangkan saat Gus Yahya secara terbuka menolak tawaran normalisasi hubungan Indonesia–Israel di hadapan Netanyahu.
“Bahwa saya datang ke sini demi Palestina. Itu saya nyatakan di semua kesempatan, dan saya tidak akan pernah berhenti dengan posisi itu, apa pun yang terjadi," ujarnya.
Menurut kesaksian delegasi yang hadir pada 2018, pertemuan itu bukanlah agenda yang direncanakan. Rombongan PBNU tiba-tiba diarahkan ke kantor Netanyahu dan ditawarkan peran sebagai mediator normalisasi.
Dalam situasi diplomatik yang sangat sensitif, Gus Yahya memberikan sikap tegas yang membuat Netanyahu kecewa dan langsung meninggalkan ruangan.
“Saya terang-terangan dan tegas menyatakan, bahwa saya datang ke sini demi Palestina. Dan saya nggak akan pernah berhenti dengan posisi itu apapun yang terjadi,” tegas Gus Yahya.
Penolakan keras itu bahkan memicu kegaduhan internal di parlemen Israel dan dijadikan sorotan oleh media setempat.