Sementara itu, Pasukan Demokratik Suriah (Syrian Democratic Forces/SDF) yang dipimpin Kurdi menyampaikan belasungkawa kepada Amerika Serikat atas insiden tersebut. SDF menegaskan kembali komitmennya untuk terus memerangi terorisme dan berjanji akan memberikan respons tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Dalam pernyataannya, SDF tidak menyinggung pemerintah di Damaskus, yang hubungannya masih diwarnai ketegangan. Pemerintah Suriah selama beberapa bulan terakhir berupaya mengambil alih wilayah yang dikuasai SDF, namun belum mencapai kesepakatan.
Amerika Serikat selama ini mempertahankan kehadiran militernya di Suriah, mendukung SDF di wilayah timur laut serta kelompok pemberontak berskala kecil di selatan negara itu. Setelah runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada akhir tahun lalu dan pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok Islamis yang dipimpin Ahmed al-Sharaa, Pentagon juga memperluas kerja sama militer dengan otoritas baru Suriah.
Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan keamanan AS dan Suriah telah melakukan sejumlah operasi gabungan yang menargetkan sisa-sisa ISIS. AS diketahui mengerahkan hingga 2.000 personel militer di Suriah, meski pemerintahan Trump telah menyatakan rencana untuk mengurangi jumlah pasukan dan pangkalan militer di negara tersebut.
(Awaludin)