Selain Siklon Bakung, BMKG juga memantau keberadaan bibit siklon 93S di wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Jawa Timur. Sementara itu, bibit siklon 95S terpantau berada di selatan Papua.
Menurut Faisal, keberadaan siklon dan bibit siklon tersebut berpotensi meningkatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, serta memicu gelombang tinggi di perairan sekitar wilayah terdampak.
"Kami sudah menyampaikan kepada masyarakat, bekerja sama dengan BNPB, BPBD, dan Basarnas, agar tetap tenang, namun selalu waspada terhadap potensi hujan lebat dan gelombang tinggi," tegasnya.
Faisal juga memastikan Indonesia tidak sendirian dalam menghadapi potensi ancaman cuaca ekstrem ini. Ia menyebut Indonesia telah ditunjuk oleh Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) sebagai Tropical Cyclone Warning Center.