JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu perselisihan baru dengan Denmark setelah menunjuk seorang utusan khusus untuk Greenland, pulau Arktik yang luas dan ingin ia aneksasi.
Pada Minggu (21/12/2025), Trump mengumumkan bahwa Jeff Landry, gubernur Louisiana, akan menjadi utusan khusus AS untuk Greenland, bagian semi-otonom dari Kerajaan Denmark.
Gubernur Landry mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa merupakan suatu kehormatan untuk melayani dalam "posisi sukarela untuk menjadikan Greenland bagian dari AS".
Langkah ini telah membuat marah Kopenhagen, yang mengatakan akan menghubungi duta besar AS untuk "penjelasan". Perdana Menteri Greenland mengatakan pulau itu harus "menentukan masa depan kita sendiri" dan "integritas teritorialnya harus dihormati".
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump telah menghidupkan kembali minat lamanya terhadap Greenland, dengan alasan lokasi strategis dan kekayaan mineralnya.
Ia menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengamankan kendali atas pulau tersebut, sebuah sikap yang mengejutkan Denmark, sekutu NATO yang secara tradisional memiliki hubungan dekat dengan Washington.
Greenland, rumah bagi sekitar 57.000 orang, telah memiliki pemerintahan sendiri yang luas sejak 1979, meskipun pertahanan dan kebijakan luar negeri tetap berada di tangan Denmark. Meskipun sebagian besar penduduk Greenland mendukung kemerdekaan dari Denmark di masa depan, jajak pendapat menunjukkan penentangan yang sangat besar terhadap bergabung dengan AS.
Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, menggambarkan penunjukan Landry sebagai "sangat mengecewakan" dan memperingatkan Washington untuk menghormati kedaulatan Denmark.
"Selama kita memiliki kerajaan yang terdiri dari Denmark, Kepulauan Faroe, dan Greenland, kita tidak dapat menerima tindakan yang merusak integritas teritorial kita," kata Rasmussen kepada stasiun televisi Denmark, TV2.
Perdana Menteri Greenland, Jens-Frederik Nielsen, mengatakan wilayah tersebut bersedia bekerja sama dengan AS dan negara-negara lain, tetapi hanya atas dasar saling menghormati.
"Penunjukan utusan khusus tidak mengubah apa pun bagi kami. Kami menentukan masa depan kami sendiri. Greenland milik rakyat Greenland, dan integritas teritorial harus dihormati," ujarnya sebagaimana dilansir BBC.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa Uni Eropa berdiri dalam "solidaritas penuh dengan Denmark dan rakyat Greenland".
Melalui media sosial, Presiden AS mengatakan Landry memahami betapa "pentingnya Greenland bagi keamanan nasional kita" dan akan memajukan kepentingan AS. Sementara Landry, yang baru ditunjuk, mengatakan bahwa ia akan membantu pulau itu menjadi bagian dari AS.
Utusan adalah penunjukan informal dan, tidak seperti diplomat resmi, tidak perlu disetujui oleh negara tuan rumah. Penunjukan ini menunjukkan bahwa ambisi Trump untuk mengendalikan Greenland tetap tidak tergoyahkan.
Seperti halnya agresi militer dan retorika terhadap Venezuela, hal ini menunjukkan bahwa Trump bertekad untuk mendapatkan kendali yang lebih besar atas apa yang disebut Strategi Keamanan Nasionalnya baru-baru ini sebagai Belahan Bumi Barat, sebuah lingkup pengaruh yang ia harapkan akan mencakup seluruh Amerika.
Trump mencoba membeli Greenland selama masa jabatan presiden pertamanya. Baik Denmark maupun pemerintah Greenland menolak proposal tahun 2019 tersebut, dengan mengatakan: "Greenland tidak untuk dijual."
Landry sebelumnya telah menyuarakan pendapatnya tentang Greenland, menulis di akun X pribadinya pada Januari: "Presiden Donald J. Trump benar sekali! Kita perlu memastikan bahwa Greenland bergabung dengan Amerika Serikat. BAGUS untuk mereka, BAGUS untuk kita! Mari kita selesaikan!"
Landry adalah veteran militer dan mantan petugas polisi yang pernah menjadi anggota Kongres AS dan jaksa agung Louisiana sebelum terpilih sebagai gubernur pada 2023. Ia mengatakan peran barunya tidak akan memengaruhi tugasnya sebagai gubernur.
Perselisihan mengenai pengangkatannya muncul seiring meningkatnya persaingan strategis di Arktik, dengan mencairnya es membuka jalur pelayaran baru dan meningkatkan akses ke sumber daya mineral yang berharga.
Greenland terletak di Arktik antara Amerika Utara dan Eropa, yang juga menjadikannya pusat perencanaan keamanan AS dan NATO.
AS telah mempertahankan pangkalan di Greenland sejak Perang Dunia Kedua, setelah melakukan invasi untuk mendirikan stasiun militer dan radio di seluruh wilayah tersebut setelah Nazi menduduki Denmark dalam konflik tersebut.
Wakil Presiden JD Vance mengunjungi pangkalan tersebut pada bulan Maret ketika ia meminta rakyat Greenland untuk "membuat kesepakatan dengan AS".
AS membuka kembali konsulat di Nuuk, ibu kota Greenland, pada 2020, selama masa jabatan pertama Trump, setelah sebelumnya ditutup pada 1953. Sejumlah negara Eropa, serta Kanada, memiliki konsulat jenderal kehormatan di Greenland.
(Rahman Asmardika)