Kedua belas jembatan yang masih dalam proses pembangunan itu meliputi Jembatan Beutong Ateuh (Nagan Raya), Panton Nisam (Aceh Utara), Jeurata (Aceh Tengah), Wehni Rongka (Bener Meriah), Timang Gajah (Bener Meriah), Box Culvert Lampahan (Bener Meriah), Jamur Ujung (Bener Meriah), Titi Merah (Aceh Tengah), Lenang (Aceh Tengah), Jambo Masjid (Lhokseumawe), Bener Kelipah (Bener Meriah), serta Bener Pepayi (Bener Meriah).
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pemulihan sektor darat difokuskan pada perbaikan ruas jalan dan jembatan yang sempat terputus akibat bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa percepatan pembukaan akses darat sangat krusial untuk memastikan kelancaran distribusi barang, alat berat, dan bantuan logistik ke wilayah terdampak.
“Diharapkan arus orang, barang, alat berat, dan logistik dapat berjalan lancar sehingga proses pemulihan pada awal tahun dapat berlangsung lebih cepat dan signifikan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Dengan kembali terbukanya akses transportasi di penghujung tahun, pemerintah berharap pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat Aceh pada awal 2026 dapat berjalan lebih cepat dan berkelanjutan.
(Awaludin)