Sementara itu, perompak Bile Hussein mengklaim, ransum senilai USD1,5 juta telah dibayarkan sebagai syarat pembebasan sandera. Meski demikian, klaim tersebut belum dapat diverifikasi.
Kementerian Luar Negeri RI sendiri menepis kabar adanya pembayaran tebusan untuk membebaskan sandera perompak Somalia tersebut. "Posisi Indonesia selama ini telah jelas. Kita tidak membayar kepada orang yang melakukan pembajakan. Seperti yang saya sampaikan, posisi pemerintah selama ini tetap bahwa kita tidak menjadikan kebijakan untuk bayar pembajakan dengan uang," demikian ditegaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Kemlu, Senin (24/10/2016).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying dalam pernyataan resminya, Minggu 23 Oktober malam menjelaskan, 10 sandera perompak Somalia merupakan warga dataran utama China dan dua orang berasal dari pemerintahan mandiri Taiwan.
Chunying menegaskan, ke-26 sandera perompak Somalia itu dibebaskan melalui berbagai upaya. "Pemerintah China amat berterima kasih kepada semua organisasi dan pihak yang berpartisipasi dalam operasi pembebasan ini," imbuhnya.
Ke-26 sandera perompak Somalia kini dalam proses pemulangan kembali ke negara masing-masing. "Mereka dilaporkan dalam kondisi sehat, mengingat sulitnya hidup mereka selama ini. Mereka menghabiskan 4,5 tahun hidup dalam kondisi sulit dan jauh dari keluarga," ujar Koordinator Mitra Pendukung Sandera dari organisasi Oceans Beyond Piracy, John Steed.
Empat WNI sandera perompak Somalia yang turut dibebaskan adalah Sudirman, Supardi, Adi Manurung dan Elson Pesireron. Saat ini mereka masih berada di Kenya untuk menjalani tes kesehatan.
(Rifa Nadia Nurfuadah)