JAKARTA - Longsor bawah laut di sisi barat daya gunung api Anak Krakatau diyakini menjadi penyebab utama tsunami di Selat Sunda hari Sabtu 22 Desember 2018 lalu. Hal tersebut dijelaskan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo mengatakan, letusan Gunung Anak Krakatau menyebabkan strombolian atau lava pijar dari magma di dalam gunung keluar. Letusan bukanlah penyebab tsunami, akan tetapi, disebabkan oleh magma yang keluar dan mengalir ke laut.
Baca juga: BNPB: Abu Vulkanik Tidak Berbahaya, Justru Menyuburkan Tanah
Dirinya menggambarkan, cepatnya magma yang keluar dan menyentuh air laut memang bisa menimbulkan tsunami. Akan tetapi, jika magma bergerak perlahan masuk ke laut dimungkinkan tidak akan terjadi tsunami.