"Itulah mengapa efek langsung dari gunung terhadap tsunami itu tidak ada. Karena magma itu berjalan pelan-pelan ke lereng, dan kemudian ke laut, kalau pelan kan tidak menimbulkan tsunami," kata Antonius di Kantor ESDM, Kamis (27/12/2018).
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Siaga, Hati-Hati Lontaran Batu Pijar dan Awan Panas di Radius 5 Km
Akan tetapi, lanjutnya, karena saat Gunung Anak Krakatau longsornya sangat cepat langsung masuk ke dalam laut atau rayapan akan menimbulkan tsunami.
"Jadi sebenarnya dari sisi kita, longsor itu ada dua macam. Longsor yang cepat seperti tanggal 22 (menimbulkan tsunami) langsung masuk ke dalam laut atau rayapan, kalau pelan kan tidak menimbulkan tsunami," sambungnya.
Longsoran itu sendiri lanjut Antonius, biasa terjadi di sejumlah gunung di Indonesia namun itu sangat sulit dideteksi.