JAKARTA – Gempa berkekuatan magnitudo 5,1 yang terjadi di Sukabumi merupakan gempa paling kuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat sejak 19 tahun terakhir. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dari katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001.
"Hasil analisis peta tingkat guncangan gempa (shake map) yang dipublikasikan oleh BMKG sesaat setelah gempa menunjukkan bahwa di zona pusat gempa dan sekitarnya menunjukkan warna kuning yang artinya dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI," ungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono kepada Okezone, Rabu (11/3/2020).
Baca juga: BMKG Terjunkan Tim Lakukan Pemetaan Dampak Gempa Sukabumi
Ia menyatakan estimasi terjadinya kerusakan akibat gempa oleh BMKG ini sangat akurat. Ditunjukkan dengan bukti terjadinya kerusakan di lokasi kejadian.
Data BPBD Provinsi Jawa Barat menunjukkan gempa ini menimbulkan kerusakan di beberapa wilayah kecamatan di Sukabumi. Di Kecamatan Kalapanunggal 17 rumah rusak berat, 15 rumah rusak sedang, 17 rumah rusak ringan. Di Kecamatan Parakansalak 2 rumah rusak sedang. Di Kecamatan Cidahu 1 rumah rusak. Kemudian di Kecamatan Kabandungan beberapa rumah rusak ringan.
Selain itu, guncangan gempa juga dirasakan di Cikidang, Ciambar, Cidahu dalam skala intensitas IV-V MMI. Guncangan dirasakan oleh hampir semua warga menyebabkan mereka berlarian keluar rumah menyelamatkan diri.
"Sementara itu guncangan juga dirasakan di Panggarangan, Bayah, Sukabumi dalam skala intenaitas III MMI. Guncangan dirasakan seperti ada truk berlalu," tuturnya.
Rahmat menerangkan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa Sukabumi diakibatkan aktivitas slip atau pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba.
Baca juga: 222 Rumah Rusak Akibat Gempa Sukabumi
Menurut dia, dari bentuk gelombang gempanya (waveform) tampak jelas adanya gelombang gesernya (shear) cukup nyata dan kuat. Selisih waktu tiba catatan gelombang P (pressure) dan S (shear) hanya 6 detik yang menunjukkan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa lokal (local earthquake).
"Gempa semacam ini biasa dikenal sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif. Titik episenter gempa ini terletak pada koordinat 6,81 lintang selatan dan 106,66 bujur timur, tepatnya di darat berlokasi di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi," tuturnya.