"Kami melawan pasukan militer asing, bukan diplomat, NGO, dan pekerja; berfungsinya NGO serta kedutaan adalah hal yang dibutuhkan rakyat kami. Kami tidak akan menjadi ancaman bagi mereka," ujarnya.
Shahin menjabarkan penarikan pasukan dari Bagram Airfield - bekas markas militer terbesar di Afghanistan - sebagai "peristiwa bersejarah".
Syahin membantah tuduhan bahwa Taliban berperan dalam peningkatan kekerasan baru-baru ini.
Ia berkukuh bahwa banyak distrik jatuh ke tangan Taliban melalui mediasi setelah para serdadu Afghan menolak untuk bertempur.
Berdasarkan kesepakatan dengan Taliban, AS dan sekutunya di Nato sepakat untuk menarik semua tentara mereka. Sebagai gantinya, kelompok militan itu tidak boleh membiarkan al-Qaeda atau kelompok ekstremis lainnya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai.
Presiden AS Joe Biden menetapkan tenggat pada 11 September - menandai 20 tahun serangan terhadap AS, yang disebut serangan 9/11 (nine-eleven) - untuk penarikan pasukan Amerika secara penuh, namun berbagai laporan mengatakan bahwa penarikan itu akan selesai dalam beberapa hari ke depan.
Seorang anggota parlemen Afghanistan yang berbicara atas nama pemerintah mengatakan penarikan pasukan dilakukan secara tidak bertanggung jawab.