INGGRIS – Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan dirinya tidak melihat bukti pemerasan di partainya setelah klaim oleh salah satu anggota parlemennya sendiri. Hal ini masih terkait dengan skandal pesta yang digelar di kantor PM selama masa lockdown akibat Covid-19.
"Saya tidak melihat bukti [dan] tidak mendengar bukti,” ujarnya.
Saat ditanya apakah dia akan melihat laporan itu, dia menjawab: "Tentu saja."
Ancaman pemerasan ini terungkap setelah anggota parlemen William Wragg yang telah meminta PM untuk mengundurkan diri terkait pesta yang dihadiri di kantor PM di 10 Downing Street, mengatakan tersangka komplotan telah mengancam dengan publisitas buruk dan pemotongan dana konstituen.
Dia telah menyarankan rekan-rekannya yang merasa terancam untuk melapor ke polisi.
Wragg mengklaim laporan "tampaknya merupakan pemerasan" dan siapapun yang mengalami itu harus menghubungi polisi dan Ketua DPR.
Baca juga: PM Inggris: Tidak Ada yang Memperingatkan Saya Acara Minum-Minum Melanggar Aturan
Dalam tanda lain memburuknya hubungan antara Johnson dan backbenchers-nya, Wragg melancarkan serangan pedas pada cara pemerintah menangani perbedaan pendapat di antara anggota parlemen Tory.
Berbicara di komite Commons yang dia pimpin, anggota parlemen (MP) untuk Hazel Grove ini menuduh ‘cambuk’ pemerintah yakni anggota parlemen yang bertanggung jawab atas disiplin partai, telah mengancam mereka yang dicurigai merencanakan dengan penghapusan investasi pemerintah di daerah pemilihan mereka.
Baca juga: Dituntut Mundur, PM Inggris Akhirnya Minta Maaf Usai Hadiri Pesta saat Lockdown
Dia juga mengatakan dirinya telah menerima laporan dari menteri pemerintah, penasihat dan staf di No 10 "mendorong publikasi cerita di pers yang berusaha mempermalukan" mereka yang dicurigai kurang percaya pada PM.