“Biar saya perjelas: Keputusan Federasi Rusia untuk mengakui apa yang disebut ‘kemerdekaan’ di beberapa wilayah di kawasan Donetsk dan Luhansk merupakan pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina,” ujar Sekjen PBB António Guterres.
Biden juga memerintahkan pengerahan pasukan infanteri dan dukungan udara dari tempat lain di Eropa yang dekat dengan perbatasan Rusia, sementara kawasan itu bersiap menghadapi kemungkinan konfrontasi.
Biden mengatakan pasukan tambahan AS dikirimkan ke Baltik untuk “mengirim pesan yang tak diragukan bahwa AS, bersama dengan sekutu-sekutu kami, akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO.”
Pengerahan terbaru ini mencakup satu batalion terdiri dari 800 lebih tentara dari Italia ke kawasan Baltik, delapan jet tempur F-35 dan 20 helikopter serbu Apache dari Jerman ke Baltik, serta 12 Apache dari Yunani ke Polandia. Kanada juga mengumumkan pengiriman 460 tentara ke Latvia untuk memperkuat pertahanan NATO.
Tetapi Biden menekankan, semua itu benar-benar langkah defensive pihaknya. AS tidak berniat memerangi Rusia.
“Tak satupun dari kami yang dapat dikecoh, tak seorang pun dari kami akan terkecoh oleh niat Putin mengerahkan apa yang ia sebut sebagai “pasukan penjaga perdamaian” ke bekas republik Soviet itu,” ungkapnya.
Saat ini, pemerintah AS menyatakan senjata terkuatnya adalah sanksi-sanksi yang ditujukan pada pemain berpengaruh di Rusia. Biden mengatakan sanksi-sanksinya akan memutus pemerintah Rusia “dari mengumpulkan uang dari Barat,” dan bertekad bahwa Rusia “akan membayar harga yang lebih tinggi (dengan lebih banyak sanksi) jika pasukannya maju lebih jauh” ke barat memasuki Ukraina.
Sanksi-sanksi yang diumumkan Selasa (22/2) menarget tiga orang dalam lingkaran dalam Putin. Yakni Aleksandr Bortnikov, Kepala Dinas Keamanan Federal; Sergei Kiriyenko, pejabat tinggi di kantor Putin, dan Peter Fradkov, CEO Promsvyazbank.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi-sanksi itu menarget dua bank yang terkait erat dengan pemimpin Rusia. Satu di antaranya, Vnesheconombank, memiliki aset lebih dari USD50 miliar (Rp717 triliun).
(Susi Susanti)