Di Eropa Timur, perusahaan keamanan swasta telah lama dimanfaatkan untuk melindungi orang kaya dan korporat. Selama pecahnya Yugoslavia, sejumlah perusahaan juga disewa untuk membantu memperlengkapi, melatih, dan mengorganisir pasukan Bosnia dan Kroasia -semua dengan restu dari pemerintah AS.
Sifat industri ini artinya sulit untuk melacak jumlah kontraktor, tetapi ini adalah industri yang berkembang. Sebuah laporan dari Aerospace & Defense News menemukan industri militer dan keamanan swasta global akan bernilai lebih dari $457 miliar (Rp6.500 triliun lebih) pada 2030, naik sekitar $224 miliar pada 2020.
Kontraktor atau tentara bayaran?
Kontraktor militer asing mengatakan mereka tidak berperang di Ukraina. Beberapa berkata mereka sedang didekati untuk membantu LSM dan organisasi kemanusiaan di Ukraina atau negara tetangga yang membutuhkan orang-orang dengan keterampilan dan pengalaman khusus yang bekerja dalam situasi sulit di zona konflik.
"Sebagian besar orang yang saya kirim adalah dokter, asisten dokter, paramedis, perawat, dan mantan anggota operasi khusus -atau anggota operasi non-khusus- yang merupakan dokter hewan tempur," kata Mykel Hawke, mantan perwira pasukan khusus AS yang telah bekerja sebagai kontraktor zona perang.
Kontraktor Barat diatur oleh hukum dan peraturan negara mereka sendiri, kata Christopher Mayer, mantan Kolonel Angkatan Darat AS yang bekerja dengan PMC di Irak. Mereka seharusnya melindungi orang, tempat atau aset, daripada terlibat dalam pertempuran secara langsung.
Banyak orang di industri ini tersinggung dengan anggapan bahwa mereka adalah 'tentara bayaran' atau prajurit keberuntungan.
"Ini adalah jenis pekerjaan yang sama yang Anda lihat di Amerika Serikat dan di tempat lain," kata Mayer.
"Perbedaannya bahwa di daerah konflik, kemungkinan harus menggunakan kekuatan mematikan, jauh lebih tinggi".