Menurut jaksa, Shishimarin diperintahkan untuk membunuh warga sipil dan menggunakan senapan serbu Kalashnikov untuk melakukannya.
Persidangan Shishimarin ditunda tak lama setelah janda warga sipil itu mendengar untuk pertama kalinya tentara Rusia itu mengakui pembunuhan itu. Sidang profil tinggi ini akan dimulai kembali pada Kamis (19/5/2022) di ruang sidang yang lebih besar.
Janda Oleksandr mengatakan kepada BBC bagaimana dia menghadapinya, sebelum dia meninggalkan pengadilan untuk hari itu.
"Saya merasa sangat kasihan padanya [Shishimarin]," katanya.
"Tapi untuk kejahatan seperti itu - aku tidak bisa memaafkannya,” lanjutnya.
Ukraina sejauh ini telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.
"Dengan persidangan pertama ini, kami mengirimkan sinyal yang jelas bahwa setiap pelaku, setiap orang yang memerintahkan atau membantu melakukan kejahatan di Ukraina tidak akan menghindari tanggung jawab," cuit Jaksa kepala negara itu Iryna Venediktova.