Gempa Afghanistan: Tidak Ada Makanan, Tempat Berlindung dan Ketakutan Akan Wabah Kolera

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 24 Juni 2022 05:23 WIB
Gempa M6,1 guncang Afghanistan (Foto: BBC)
Share :

KABUL - Orang-orang yang selamat dari gempa paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade mengatakan mereka tidak punya apa-apa untuk dimakan, tidak ada tempat berteduh, dan takut akan kemungkinan wabah kolera. Wartawan BBC Secunder Kermani melaporkan dari provinsi Paktika, yang paling parah terkena bencana.

Mencari melalui puing-puing, di apa yang tersisa dari rumah keluarganya, mata Agha Jan berkaca-kaca.

"Ini sepatu anak laki-laki saya," katanya, membersihkan debu dari sepatu itu. Tiga anaknya yang masih kecil dan dua istrinya tewas dalam gempa saat mereka tidur.

Saat gempa melanda pada dini hari Rabu (22/6/2022), Agha Jan bergegas menuju kamar tempat keluarganya menginap.

Baca juga: Paus Angkat Bicara Tentang Gempa Afghanistan, Pembunuhan Pastor hingga Perang Ukraina

"Tapi semuanya berada di bawah puing-puing," katanya kepada BBC. "Bahkan sekop saya. Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya memanggil sepupu saya untuk membantu tetapi ketika kami mengeluarkan keluarga saya, mereka semua sudah mati,” lanjutnya.

 Baca juga: Dihantam Gempa Paling Mematikan dalam Dua Dekade, Taliban Minta Bantuan Internasional

Daerah di sekitar desa Agha Jan di distrik Barmal, provinsi Paktika, adalah salah satu yang paling parah terkena dampak gempa, di mana sekitar 1.000 orang diyakini tewas dan 3.000 lainnya terluka.

Tempat ini berjarak tiga jam perjalanan ke kota besar terdekat, di sebagian besar jalan tanah - lokasi terpencil membuatnya semakin sulit untuk mengangkut yang terluka. Beberapa harus diterbangkan ke rumah sakit dengan helikopter militer Taliban.

Hampir setiap rumah di desa yang umumnya dibangun dari lumpur dan batu, tampak rusak parah. Hampir setiap keluarga tampaknya sedang berduka karena kehilangan kerabatnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya