Ketika China Deklarasikan Perang dengan Burung Gereja, Jutaan Orang Meninggal Kelaparan

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 27 Juli 2022 03:05 WIB
Ilustrasi China menyatakan perang dengan burung gereja (Foto: Chineseposters.net)
Share :

Ceritanya berlatar pada pertengahan abad ke-19, ketika banyak orang Amerika memutuskan untuk mengimpor burung gereja dengan tujuan, antara lain, untuk membasmi serangga.

"Dan banyak orang mengimpornya, di Brooklyn, di Oregon, di Cincinatti, di seluruh wilayah Amerika. Dan dengan sangat cepat, dalam beberapa dekade, populasi burung gereja meledak. Dan mereka bisa agresif pada spesies lain,” ungkapnya.

"Lalu ada orang-orang, terutama ahli burung, yang mulai memperhatikan bahwa spesies burung asli tertentu menghilang dari lingkungan tertentu, yang sekarang ditinggali oleh burung gereja," katanya.

Kemudian ada semacam perang antara ahli ornitologi yang mengusulkan untuk membasmi sebagian burung gereja ini dan orang-orang yang ingin mempertahankannya.

Meski begitu, perdebatan ini tidak mengakibatkan konsekuensi yang sama seperti di China.

"Dan saya pikir tidak ada pihak yang berhasil memaksakan argumen mereka kepada pihak lain, tetapi jelas burung gereja yang jadi pemenangnya, karena saat saya diwawancarai oleh BBC, saya mendengar suara mereka melalui jendela rumah saya, dan saya berada di Minneapolis, di tengah-tengah AS. Jadi mereka kerasan di sini," paparnya.

Tetapi pembantaian jutaan burung gereja harus dibayar dengan harga yang sangat mahal dan tak lama kemudian negara itu terpaksa untuk tidak hanya menghapus burung-burung ini dari daftar hewan-hewan terancam punah, tetapi juga mendatangkannya dari negara lain.

"Sejarah dunia penuh dengan bencana lingkungan, tetapi tidak banyak yang dibandingkan dengan bencana yang melanda China pada 1958. Itu adalah tahun ketika Mao Zedong, bapak pendiri Republik Rakyat China, memutuskan bahwa negaranya bisa hidup tanpa hama seperti burung gereja. Dampak dari keputusan gegabah ini – beserta banyak kebijakan lain yang ia terapkan – menyebabkan efek domino kehancuran,” ungkap John Platt, jurnalis lingkungan dan editor publikasi The Revelator, menceritakan apa yang terjadi pada tahun-tahun ini.

Berbicara kepada BBC Mundo dari Portland, Amerika Serikat (AS), Platt menjabarkan berbagai metode untuk mengakhiri "wabah" burung gereja.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya