Ketika China Deklarasikan Perang dengan Burung Gereja, Jutaan Orang Meninggal Kelaparan

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 27 Juli 2022 03:05 WIB
Ilustrasi China menyatakan perang dengan burung gereja (Foto: Chineseposters.net)
Share :

"Mereka ditembaki, orang-orang menghancurkan sarang dan telur mereka, tetapi metode pemusnahan yang paling aneh ialah mengejar mereka dan membuat banyak suara sampai mereka mati kelelahan,” ujarnya.

“Burung gereja perlu beristirahat di sarangnya. Aktivitas seekor burung membutuhkan konsumsi energi yang intens. Terbang mencari makanan adalah kegiatan yang sangat melelahkan bagi hewan-hewan kecil ini,” lanjutnya.

Menurut Platt, masyarakat membunuh begitu banyak burung gereja sampai-sampai ada cerita saat itu tentang orang-orang yang mengangkat bangkai burung gereja dengan sekop "dan dalam dua tahun, salah satu spesies yang paling melimpah dan ada di mana-mana jadi nyaris punah."

"Dan demi mengembalikan keseimbangan alam, mereka harus mengimpor ratusan ribu burung gereja dari Rusia," ujarnya.

Di masa lalu, burung gereja telah menjadi inspirasi bagi beberapa seniman China.

Platt berpendapat tidak salah untuk mengatakan bahwa kampanye melawan burung gereja berkontribusi pada kelaparan massal ini, tetapi ada faktor-faktor yang membuat segalanya lebih buruk.

Menurut sang jurnalis, faktor utama adalah kekeringan yang terjadi pada tahun 1960, serta otoritarianisme yang mencegah pemerintah Tiongkok mengakui kesalahan kampanyenya untuk menaklukkan alam dengan mengerahkan penduduknya.

Di antara kesalahan-kesalahan ini, Platt menunjuk pada praktik produksi pertanian yang terbukti gagal total.

Penulis lain juga menunjukkan bahwa, didorong oleh obsesi pemerintah pada peningkatan produksi baja, banyak petani meninggalkan pedesaan untuk bekerja di pabrik-pabrik. Karena itu, jumlah produk dari pedesaan pada tahun-tahun itu tidak cukup untuk mengatasi kelaparan.

Platt menunjukkan bahwa kombinasi seluruh faktor ini agaknya hari ini bukan tema di masa lalu, tetapi ada beberapa elemen yang terulang pada masa kini.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya