BEIJING - Sebelum pandemi Covid-19, Doris Fu membayangkan masa depan yang cerah bagi diri dan keluarganya. Yakni mobil baru, apartemen besar, makan bersama di akhir pekan dan liburan di sebuah pulau tropis.
Namun, perempuan berusia 39 tahun yang berprofesi sebagai konsultan pemasaran di Shanghai itu kini menjadi satu dari sekian banyak pekerja muda China yang harus menekan pengeluaran dan menabung sebisa mungkin.
Mereka terdampak penguncian (lockdown) akibat Covid-19, tingkat pengangguran yang tinggi dan pasar properti yang goyah.
Baca juga: China Jadi Negara Pertama Setujui Vaksin Covid-19 yang Dihirup
"Saya tak lagi melakukan manikur, tak lagi mengurus rambut saya. Saya beralih ke produk buatan China untuk semua kosmetik saya," terangnya kepada Reuters, dikutip Antara.
Baca juga: Bobol Pintu Rumah Warga Demi Buru Pasien Covid-19, Pejabat China Minta Maaf
"Dulu saya pergi menonton film setiap bulan, tetapi saya belum pernah masuk ke bioskop sejak pandemi," ujar penggemar berat film ini.
Fu mengaku mengganti merek bedaknya dari Givenchy ke produk lokal Florasis, yang 60 persen lebih murah.
Dia juga telah menunda rencana untuk menjual dua apartemen kecilnya dan membeli satu yang lebih besar di distrik dengan sekolah yang lebih baik bagi putranya.
Dia juga mengaku tidak lagi ingin mengganti kendaraannya, Volkswagen Golf, dengan yang lebih mahal.