Namun, menurut Sultan, yang lebih penting adalah misi memperkuat peran Indonesia di dunia internasional sebagai penopang perdamaian global yang berkeadilan.
“Pidato Presiden mencerminkan visi Asta Cita yang menempatkan Indonesia bukan hanya besar secara ekonomi, tetapi juga bermartabat secara moral dalam memperjuangkan keadilan global,” jelas Sultan.
Sultan menegaskan, sikap Indonesia di forum dunia merupakan implementasi Pancasila, khususnya sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", serta sila keempat "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan".
Menurutnya, pidato tersebut sekaligus menghidupkan kembali garis besar politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, sebagaimana diwariskan oleh para pendiri bangsa.
Di tengah memanasnya ketegangan geopolitik global dan menguatnya polarisasi blok-blok kekuatan dunia, Sultan menilai pidato Presiden Prabowo justru menegaskan pentingnya peran negara-negara penengah (middle power) seperti Indonesia.
Situasi dunia saat ini, yang ditandai dengan konflik bersenjata, persaingan teknologi dan ekonomi, serta melemahnya kepercayaan terhadap multilateralisme, memerlukan pendekatan yang bijaksana dan berprinsip.