"Kemudian saya paham bahwa Charb sudah mati. Saya selalu tahu dia akan mati seperti Theo van Gogh (kartunis Belanda dibunuh pada 2004)," imbuhnya.
Pengacara keturunan imigran Aljazair ini mengecam polisi Prancis yang dianggap melindungi para pelaku penembakan. Bahkan, dia mengklaim bahwa negara pun ikut bersalah dalam insiden tersebut.
"Ada pesan kebencian (online) dan tidak ada yang berdiri untuk melindungi mereka. Itulah kenyataannya. Pembantaian bisa dihindari. Dan kita tidak berusaha melakukan itu," imbuh perempuan yang dikenal sebagai pengkritik keras berbagai agama itu.
Stephane Charbonnier meninggal di usia 47 tahun. Dia merupakan editor dari majalah kontroversial Charlie Hebdo dan menjadi salah satu dari 12 korban penembakan di kantor tersebut beberapa hari lalu.
Sepanjang hidupnya, Charb dikenal dengan kutipan, "Saya lebih suka mati berdiri daripada hidup berlutut."
(Rifa Nadia Nurfuadah)