Pernyataan itu sendiri datang beberapa pekan setelah dikeluarkannya sebuah laporan yang dibuat oleh pihak oposisi Rusia. Dalam laporan tersebut dijelaskan, setidaknya 220 prajurit Rusia telah tewas dalam operasi khusus yang dilaksanakan di Ukraina Timur.
Sebelumnya, sempat muncul juga sebuah laporan yang dibuat oleh aktivis HAM di Moskow, dan kesaksian beberapa prajurit Rusia yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Kesaksian tersebut tidak jauh berbeda dari laporan oposisi Pemerintah Rusia.
Berdasarkan pengakuan salah seorang mantan prajurit yang dirahasiakan identitasnya, para prajurit Rusia terus diperintahkan untuk merangsek ke dalam wilayah Ukraina Timur. Bagi mereka yang menolak perintah diancam akan dijebloskan ke dalam penjara.
Kesaksian mantan prajurit Rusia tersebut mementahkan bantahan-bantahan yang kerap dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai keterlibatan mereka dengan kelompok separatis di Ukraina Timur.
(Pamela Sarnia)