Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Singgih Setiyono ketika membacakan riwayat hidup almarhum mengungkapkan, almarhum yang lahir di Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, pada 21 Januari 1952 itu sempat menjadi guru di PGAN Kupang, NTT, kemudian menjabat sebagai Kasi Muballigh Kanwil Depag NTT di Kupang, serta Balai Diklat Keagamaan, Semarang.
Setelah itu, kata dia, menjadi wakil bupati pada 3 Mei 2011 - 9 Oktober 2012, kemudian dilantik menjadi Bupati Demak pada 10 Oktober 2012.
Ganjar mengaku sangat kehilangan salah seorang putra terbaik daerah yang juga salah seorang pejabat birokrasi terbaik. Jasa almarhum terhadap Kabupaten Demak, kata dia, cukup besar, terutama dalam mengantarkan Demak menjadi semakin maju.
Moh Dachirin meninggal dunia di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Sabtu 13 Febuari sekira 13.40 WIB, setelah dirawat selama dua pekan lebih. Pada hari yang sama jenazah dibawa pulang dan disemayamkan di Pendopo Kabupaten Demak sekira pukul 16.30 WIB.
Lokasi makam almarhum di kompleks makam raja-raja Demak yang ada di belakang Masjid Agung Demak berdampingan dengan makam bupati terdahulu, Tafta Zani. Tafta Zani yang merupakan bupati periode 2011-2016 itu meninggal saat menghadiri acara silaturahmi dengan warga Demak yang tinggal di Batam pada Maret 2012.
(Muhammad Saifullah )