LONDON – Bocoran dokumen terbesar dalam sejarah, Panama Papers, pertama kali diterima oleh jurnalis investigasi asal Jerman, Bastian Obermayer setahun lalu. Menurut penuturannya, pesan tak terduga itu muncul begitu saja di layar komputernya suatu hari.
“Dia memperkenalkan diri sebagai John Doe dan menawarkan apakah saya tertarik pada data yang ia punya. Tentu saja saya tertarik,” tutur Obermayer, seperti disadur dari Daily Beast, Selasa (5/4/2016).
Namun data itu tidak lantas diberikan begitu saja. John Doe mengajukan syarat, bahwa data dirinya harus sangat dirahasiakan. Dia juga menolak untuk bertatap muka, jadi semua komunikasi dilakukan melalui kata sandi yang hanya diketahui oleh mereka berdua.
“Misalnya, setiap kali bersapa kami bertukar dengan pertanyaan ‘Is it sunny?’ dan jawaban yang benar adalah ‘The moon is raining’,” paparnya.
Obermayer pun semakin tertarik. Tentu data yang dimiliki teman misteriusnya ini sangat besar dan melibatkan rahasia terdalam orang-orang penting, pikirnya. Sebab hanya orang-orang yang merasa terancam keselamatannya yang selalu meminta jati dirinya sebagai narasumber untuk disembunyikan.
Namun ia merasa perlu tahu maksud dan tujuan pria asing ini melakukan hal berbahaya itu. Dan jawaban yang datang sangat singkat, “saya ingin menjadikannya kejahatan publik.”