Hal yang tidak pernah disangka oleh Obermayer kemudian adalah besarnya data yang dimiliki John Doe. Bayangkan bocoran kawat diplomatik yang diperoleh Wikileaks, Pentagon Papers saat perang Vietnam dan data intelijen yang dicuri Snowden, semua dijadikan satu pun belum cukup untuk menandingi data yang dimiliki peniup peluit (whistleblower) ini.
“Berapa banyak data yang kau punya?” tanya si wartawan.
“Lebih dari yang pernah kau bayangkan,” responnya.
Whistleblower itu tidak bohong, karena kapasitas data yang dimilikinya mencapai 4,8 juta dokumen dikirim lewat surel, tiga juta folder dibagikan dan 2,1 juta dokumen dimuat dalam bentuk PDF.
Kumpulan dokumen ini kemudian kita kenal sebagai Panama Papers. Nama yang disematkan karena jutaan data itu diperoleh John Doe dari firma Mossack Fonseca, perusahaan berbadan hukum yang berbasis di Panama.
Sebanyak 400 jurnalis dari 100 media dari 80 negara menghabiskan waktu setahun untuk mengecek dan mengulas Panama Papers sebelum akhirnya mengumumkan hasil temuan mereka pada Sabtu 3 April 2016.
Panama Papers mengungkap perusahaan-perusahaan offshore dan shell company milik 140 politisi, pejabat negara, selebriti dan atlet dari seluruh dunia, termasuk diantaranya kepala negara dan pemerintahan. Dokumen ini terdiri dari sekira 11,5 juta dokumen atau data setara 2,6 terabytes mengenai 214 ribu shell company dari periode 1970an hingga 2016 menjadikannya sebagai kebocoran dokumen terbesar di dunia.