Laporan netizen melalui Twitter yang dilansir Russia Today, Selasa (5/4/2016) menyebutkan sedikitnya 22 ribu warga Islandia turun ke jalan dan berdemonstrasi di dekat gedung parlemen di Ibu Kota Reykjavik.
Mereka bahkan melempari gedung parlemen dengan telur dan yogurt. Unjuk rasa kali ini adalah yang terbesar dalam sejarah Islandia dan mengingat per 1 Januari 2015, jumlah penduduk Islandia hanya berjumlah 329.100 orang, maka demonstrasi ini dihadiri oleh sekira 15 persen penduduk.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi Islandia, sang PM telah menyatakan tidak akan lengser dengan alasan apapun, termasuk skandal Panama Papers ini.
Menurutnya, pemerintahan yang dipimpinnya telah memberikan hasil yang baik dalam beberapa isu penting dan dia ingin melanjutkan hal itu.
Dia juga menolak tuduhan penghindaran pajak yang ditujukan kepada istrinya Anna Palsdottir dan menegaskan bahwa sang istri merupakan warga taat pajakyang selalu membayar kewajibannya di Islandia, meski memiliki perusahaan di luar negeri.
(Randy Wirayudha)