“Korea, Korea Utara, Korea Selatan. That is a nation divide (negara yang terpecah). Tetapi rakyat Korsel, rakyat Korut, rakyatnya tidak dividing themselves against themselves (memecah diri sendiri dan saling bertentangan), tidak!,” seru Soekarno dalam buku ‘Revolusi Belum Selesai’.
“Cuma pentol-pentolnya (petinggi) yang di selatan, di utara, nah itu gontok-gontokan. Tapi rakyatnya malahan makin berkobar-kobar, punya semangat nasionalisme. Di Pyongyang, saya tidak hanya bertemu pemuda Korut, tapi juga para pemuda Korsel,” tambahnya.
“Mereka nyelundup ke Pyongyang. Saya tanya, kamu orang datang ke sini (Pyongyang) buat apa? Untuk menyatakan kepada Saudara Soekarno, bahwa kami rakyat Korea ingin bersatu kembali dan malahan, kami akan berjuang untuk bersatu kembali,” tandas Soekarno.
Namun terlepas dari itu, hubungan Indonesia-Korut terusik peristiwa G30S. Dampaknya, relasi kedua negara sempat merenggang meski tidak terputus. Hingga saat ini, hubungan Indonesia-Korut seolah masih kaku, lantaran pemerintah RI turut mendesak Korut untuk tidak melanjutkan program nuklirnya.
(Fetra Hariandja)