JAKARTA – Rivalitas Donald Trump dan Hillary Clinton dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS) kian ketat menjelang pemungutan suara 8 November. Kemenangan mereka sendiri tak hanya bermodalkan dukungan solid simpatisan partai Republik dan Demokrat, tetapi juga suara mengambang di berbagai negara bagian (swing states).
Wakil Duta Besar AS di Jakarta Brian McFeeters meyakini, swing states dapat menentukan kemenangan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung dalam pilpres AS.
"Banyak negara bagian di AS yang dianggap berat sebelah ke salah satu partai. Partai Republik memiliki satu negara bagian seperti itu di Kansas selama 20 sampai 25 tahun. Sedangkan California secara hampir dipastikan dikuasai Partai Demokrat," kata McFeeters di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Tapi ada negara-negara bagian yang perbedaannya suaranya dalam pilpres AS cukup tipis. Negara bagian di mana kedua capres berpeluang menang dan mendapat suara mayoritas. Negara bagian seperti inilah yang disebut dengan swing states.
"Ada tujuh sampai 10 negara bagian di mana kemenangan dapat diraih siapa pun," jelasnya.