Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PILPRES AS: Mengenal Merah, Biru, dan Electoral Votes

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Rabu, 09 November 2016 |07:02 WIB
PILPRES AS: Mengenal Merah, Biru, dan <i>Electoral Votes</i>
Pembagian negara bagian Amerika Serikat ke dalam merah, biru, dan abu-abu (Foto: 270towin)
A
A
A

SATU pekan terakhir lazim terdengar sejumlah istilah dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2016, yakni electoral votes dan swing states. Kedua kandidat Hillary Clinton dan Donald Trump pun giat berkampanye di negara bagian yang masuk kategori swing states demi meraih electoral votes yang tinggi.

Mari kita mulai dari swing states. Sebagaimana diketahui, Negeri Paman Sam dikuasai oleh dua partai besar yakni Republik dan Demokrat. Kedua partai tersebut juga diwakili oleh dua warna yang berbeda, yakni merah untuk Republik dan Biru untuk Demokrat. Pembedaan itu memunculkan istilah negara bagian merah, biru, dan abu-abu.

Negara bagian merah adalah wilayah di mana massa atau simpatisan Partai Republik (Republiken). Dengan demikian, sudah pasti suara di sana akan diberikan kepada Republik, termasuk kandidat yang diusung, yakni Donald Trump. Demikian halnya dengan negara bagian biru dan Hillary Clinton. Dapat dikatakan suara mereka sudah bulat kepada masing-masing kandidat.

Abu-abu adalah warna yang lazim dipakai untuk mendeskripsikan swing states, negara bagian yang suaranya tidak bisa ditentukan kepada Republik atau Demokrat. Negara-negara bagian tersebut tak pelak sering dinyatakan sebagai medan perang dalam Pilpres AS. Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Brian McFeeters menyatakan, dukungan swing states sangat menentukan.

Pada Pilpres AS 2016, diprediksi terdapat 11 negara bagian yang termasuk swing states. Nevada, Arizona, Iowa, Ohio, Michigan, North Carolina, Georgia, Florida, New Hampshire, Maine, dan Nebraska adalah negara bagian yang masuk dalam kategori tersebut. Suara-suara dari negara-negara bagian ini diperebutkan dengan sengit oleh Donald Trump dan Hillary Clinton jelang Pilpres AS 2016.

Berdasarkan situs 270towin, terdapat 20 negara bagian merah, 19 negara bagian biru, dan 11 abu-abu. Mengapa 11 negara bagian abu-abu menjadi penting? Karena terdapat sekira 123 suara dalam electoral votes yang menentukan mulusnya jalan salah satu kandidat ke Gedung Putih. Seperti apa electoral votes?

Electoral votes ditentukan oleh lembaga bernama Electoral College. Setiap negara bagian mengirimkan delegasi ke lembaga tersebut yang nantinya akan memilih presiden dan wakil presiden. Usai Pilpres AS pada 8 November 2016, mereka akan memberikan suara berdasarkan suara mayoritas pemilih di negara bagian masing-masing yang biasanya dilakukan pada Rabu pekan kedua Desember.

Anggota Electoral College berjumlah 538 orang. Dibutuhkan minimal 270 suara untuk memenangkan pemilihan presiden. Sebanyak 48 negara bagian memperbolehkan kandidat unggul menyapu semua suara. Dengan kata lain, kandidat yang meraih jumlah suara terbanyak di suatu negara bagian, otomatis mengambil semua jatah electoral votes negara bagian tersebut.

Ambil contoh Donald Trump di Texas. Negara bagian yang terkenal dengan koboinya itu memiliki 38 suara. Jika kandidat Partai Republik itu memenangi suara rakyat di Texas, maka elector dari Texas otomatis memberikan suara bagi Trump. Namun, sistem tersebut tidak berlaku di negara bagian Maine dan Nebraska.

Nebraska memiliki jatah lima suara, yakni tiga untuk kongres distrik dan dua senator. Dua dari lima suara secara otomatis masuk ke pemenang suara rakyat dalam Pilpres AS di negara bagian tersebut. Sementara tiga jatah lainnya diberikan kepada pemenang suara rakyat dari setiap distrik.

Ambil contoh Donald Trump menang di dua distrik Nebraska, maka pria berusia 70 tahun itu mendapat empat suara. Jika hanya memenangi satu distrik, maka hanya akan memperoleh satu suara. Demikian halnya sistem di Maine yang memiliki empat suara electoral votes. Tiga jatah untuk pemenang distrik dan satu dipastikan kepada pemenang negara bagian.

Cara menentukan electoral votes adalah dengan melihat pada jumlah penduduk negara bagian tersebut sesuai dengan sensus terakhir. Semakin banyak penduduknya, maka semakin besar jatah electoral votes. Negara-negara bagian dengan jatah terbanyak adalah California (55), Texas (38), New York (29), Florida (29), Illionis (20), dan Pennsylvania (20). Sementara jumlah minimal jatah electoral votes adalah tiga suara untuk negara bagian dengan jumlah penduduk sedikit.

Hingga saat ini, Hillary Clinton diprediksi meraih 252 suara dan Donald Trump meraih 163 suara. Mantan menteri luar negeri itu hanya membutuhkan tambahan 18 suara electoral votes lagi untuk memuluskan langkah menuju Gedung Putih. Sedangkan pengusaha properti kelas kakap itu memiliki pekerjaan berat untuk meraih sedikitnya 107 suara tambahan untuk melenggang mulus.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement