Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

NEWS STORY: Kenalin! Engkong Mursal, Jawara Perang Kemerdekaan Asal Bekasi yang Masih Gahar

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 06 Mei 2017 |16:04 WIB
NEWS STORY: Kenalin! <i>Engkong</i> Mursal, Jawara Perang Kemerdekaan Asal Bekasi yang Masih <i>Gahar</i>
Engkong (kakek) H Mursal, salah satu veteran Laskar Hisbullah-Sabilillah pimpinan KH Noer Ali yang masih tersisa (Foto: Randy Wirayudha)
A
A
A

KAWASAN Babelan yang berada di pesisir utara Kabupaten Bekasi dekat Laut Jawa, bisa dibilang sebagai kampung petarung selain kampung santri. Tidak hanya banyak jawaranya, tapi juga dikenal jadi tempat banyak bermukimnya eks petarung revolusi fisik 1945-1949.

Engkong (kakek) H Mursal salah satunya. Berangkat dari kenal dekatnya engkong dengan salah satu keponakan ulama ternama serta pahlawan nasional asal Bekasi KH Noer Ali, tak pelak engkong Mursal pun ikut angkat senjata di masa perang kemerdekaan.

Sebagaimana para (mantan) petarung republik di wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa yang pernah ditemui penulis, engkong Mursal masih nampak “segar” lagi gahar di usianya yang sudah memasuki 89 tahun. Masih galak, masih kuat pula mengembuskan asap rokok kretek yang diisapnya.

Informasi awal tentangnya, didapat dari rekan penggiat sejarah komunitas Front Bekassi yang berprofesi sebagai notaris, Nurkholis Wardi. Blusukan dan pencarian pun dilancarkan bersama rekan dari komunitas yang sama, Beny Rusmawan.

Setelah tanya sana-sini, didapatlah kediaman sang engkong. Kediaman yang asri dengan banyak pohon dan bangunan rumah sederhana dengan halaman yang luas di depan dan di belakangnya yang dihiasi pohon bambu jepang.

“Kalau ngomong sama engkong, yang sabar yak. Kadang suka ngulang-ngulang pertanyaan. Namanya juga udah tua. Kalau rada galak, maafin yak,” cetus Syafei, salah satu putra engkong H Mursal yang ditemui sebelum masuk ke rumahnya.

Sajian kopi hitam panas dan “cemilan” anggur merah pun melengkapi suasana bertamu. Obrolan ringan sembari minta izin menggali kisahnya mengawali perkenalan yang Alhamdulillah, direspons hangat.

Dari yang tadinya tengah rebahan di kasur kapuknya dengan bercelana training dan kemeja yang kancingnya terbuka semua, hingga berkenan duduk sembari mengenakan kacamata tebalnya.

“Dulu pertama kali ikut Kiai (Noer Ali) karena keponakannya yang biasa maen (bergaul) sama saya. Ketika Kiai memobilisasi pemuda kampung untuk ikut laskar, dateng dia 3 kali ke rumah. Pas dapet izin orangtua, baru saya ikut laskar pimpinan Kiai (Noer Ali),” tutur engkong H Mursal kepada Okezone dengan logat Betawi yang kental di kediamannya di Desa Ujung Bahagia, Babelan, Bekasi.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement