Menlu Saudi, Adel al Jubeir, yang juga berada di Washington untuk membahas masalah ini dengan Menlu AS Rex Tillerson meyakinkan, tuntutan mereka kepada Qatar tidak bisa dinegosisasikan lagi. Itu sudah harga mati.
“Sekarang terserah kepada Qatar, mau mengakhiri dukungannya kepada ekstremisme dan terorisme atau tidak,” cuit al Jubeir di Twitter, seperti dilansir Inquirer.net.
Situasi di Teluk Arab tengah memanas setelah pada 5 Juni, Arab Saudi mengumumkan putus hubungan dengan Qatar. Langkah yang turut diikuti oleh Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Yaman, Libya, hingga Maladewa.
Setelah cukup lama saling serang lewat wacana, Saudi kembali dengan gebrakan baru. Riyadh mengirim 13 ultimatum ke Doha pekan lalu. Isinya, meliputi desakan untuk Negara Emir itu memutuskan hubungan dengan Iran, mengusir tentara Turki dari Doha, hingga menutup media Al Jazeera. Saudi memberikan waktu 10 hari sejak surat itu diterima, untuk Qatar menyetujuinya.
Amerika Serikat pun menawarkan diri untuk memediasi ketegangan diplomatik tersebut. Tillerson sendiri telah berkali-kali mengupayakan pertemuan kedua belah pihak yang berseteru. Demikian juga berdiskusi dengan dua mediator lain, yakni Kuwait dan PBB.
(Silviana Dharma)