Tak hanya soal produksi pesawat, keberanian mereka yang menerbangkan dan mengambil risiko untuk uji terbang perdana N219 juga memberi andil besar pada proses tersebut. Mereka adalah pilot N219 Kapten Esther Gayatri Saleh dan fist officer Kapten Adi Budi Atmoko serta Yustinus sebagai flight test engineer (FTE).
Ketiganya mampu mendedikasikan hidupnya dan mengambil risiko melakukan uji terbang perdana pesawat buatan Indonesia. “Pesawatnya oke, semua sesuai dengan simulasi. Mesin bekerja dengan baik. Di ketinggian kami melakukan manuver dan uji mesin. Semua berjalan dengan baik dan respons sebagaimana mestinya,” ujar Esther.
Sementara itu Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menegaskan pihaknya tak akan berhenti melakukan pengembangan pesawat N219. Ke depan, bukan tidak mungkin akan dikembangkan pesawat N219 amfibi sehingga bisa mendarat di laut atau sungai. Konsep tersebut dinilai sangat cocok dengan tipikal geografis Indonesia.
(Rachmat Fahzry)