"Bukan hanya terbanyak, ini unik dan pertama kali menggunakan bahasa daerah dalam hal ini bahasa Sunda," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memiliki tujuan tersendiri melalui langkah dirinya yang menghidupkan kembali Nadzoman di kalangan santri.
"Selain merupakan ciri khas santri, nadzom juga berisi tentang petuah akhlak mulia yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Menurut Dedi, ini harus menjadi ciri khas santri zaman sekarang. Jadi sebelum waktu shalat tiba, mereka harus melafalkan Nadzoman.
"Jangan diganti dengan rekaman mp3 yang diputar berulang-ulang. Feel-nya gak masuk. Transformasi nilai akhlak yang ada dalam nadzom jadi tidak bisa dilakukan," ujarnya.