Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tahun Duka Bagi Mugabe, Dikudeta Militer Setelah 3 Dekade Kuasai Zimbabwe

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 21 Desember 2017 |16:01 WIB
Tahun Duka Bagi Mugabe, Dikudeta Militer Setelah 3 Dekade Kuasai Zimbabwe
Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe. (Foto: Reuters)
A
A
A

Dua tahun kemudian, Mugabe mengesahkan amandemen yang menuntut Inggris untuk membayar biaya reparasi atas tanah yang mereka sita dari penduduk kulit hitam semasa penjajahan. Dia mengancam akan menyita tanah-tanah warga Inggris jika mereka menolak membayar. Langkah ini semakin membuat hubungan luar negeri Zimbabwe dengan negara lain memburuk.

Semua kebijakan yang tidak populer itu ternyata tidak menghalangi Mugabe untuk memenangi pemilihan presiden pada 2002. Uni Eropa yang menuduh Mugabe telah melakukan kecurangan dengan memanipulasi kotak suara, menetapkan embargo terhadap negara di selatan Afrika itu. Perekonomian Zimbabwe yang kala itu telah berada di ambang kehancuran semakin mengalami kesulitan.

BACA JUGA: Mengenal Mugabe, Tokoh yang Berkuasa Lebih Lama dari Soeharto

Mugabe terus melakukan cara-cara licik dan curang untuk mempertahankan kekuasannya pada pemilihan umum (pemilu) 2005 dan 2008. Bahkan, saat kalah dalam pemilihan dari Morgan Tsvangirai, Mugabe menolak menyerahkan kekuasaannya dan menuntut penghitungan ulang digelar.

Menjelang digelarnya pemilihan ulang pada Juni 2008, para pendukung Tsvangirai mengalami kekerasan bahkan dibunuh oleh para pendukung Mugabe. Penolakan Mugabe untuk menyerahkan kekuasaan kembali menimbulkan tindak kekerasan yang berujung pada tewasnya 85 orang dan ribuan lain yang mengalami luka-luka.

Meski pada akhirnya Mugabe dan Tsvangirai setuju untuk melakukan pembagian kekuasaan, pada 2010, pahlawan kemerdekaan Zimbabwe itu akhirnya mengambil langkah untuk mengambil alih kekuasaan sepenuhnya dengan memilih pemerintah provinsi tanpa persetujuan Tsvangirai yang semakin memperkuat dominasinya di pemerintahan.

Pemilu yang digelar pada 2013 kembali menghadapkan Mugabe dengan Tsvangirai dengan hasil yang tidak jauh berbeda. Setelah menolak adanya pengawasan pemilu dari pihak Barat, Mugabe yang saat itu berusia 89 tahun dituduh telah membuang suara yang mendukung saingannya dan melakukan intimidasi dan kekerasan pada pihak oposisi. Pada penghitungan akhir, Mugabe dinyatakan memperoleh 61 suara sementara Tsvangirai hanya 34 persen suara.

“Pemilu ini tidak mencerminkan kehendak rakyat. Saya tidak berpikir bahwa bahkan di Afrika ada yang melakukan tindakan manipulasi suara dengan terang-terangan dan cara yang kurang ajar, " kata Tsvangirai yang berang saat itu.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement