TEL AVIV – Militer Israel menempatkan lebih dari 100 orang penembak jitu atau sniper di perbatasan dengan Jalur Gaza. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi rencana unjuk rasa besar-besaran warga Palestina di Jalur Gaza yang akan berlangsung pada Jumat 30 Maret.
Penggagas unjuk rasa mengharapkan ribuan orang di Jalur Gaza untuk memenuhi panggilan guna berkumpul di lima lokasi di sepanjang perbatasan dengan Israel. Aksi tersebut akan dilakukan selama enam pekan dengan tuntutan hak kembali dari pengungsi Palestina yang ada di Israel.
Dengan alasan keamanan, militer Israel menerapkan zona larangan bepergian bagi warga Palestina di Jalur Gaza, terutama di sepanjang pagar perbatasan. Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot menuturkan, pihaknya tidak akan membiarkan ‘infiltrasi massal’ atau menoleransi rusaknya perbatasan selama unjuk rasa.
“Kami sudah menyebar lebih dari 100 penembak jitu yang dikumpulkan dari seluruh unit militer, terutama dari pasukan khusus. Jika nyawa dalam bahaya, maka izin menembak diberikan,” tukas Letnan Jenderal Gadi Eizenkot kepada media Yedioth Ahronoth, mengutip dari Reuters, Kamis (29/3/2018).
Tentara Israel diketahui sering mendapatkan perlawanan dengan kekerasan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza. Mereka selama ini biasa menggunakan gas air mata dan peluru karet guna menghadapi demonstran yang sering menyerang dengan melempar batu atau bom molotov.