Didik menjelaskan, modus yang dilakukan pelaku yakni dengan menjadi supplier telur ayam negeri. Awalnya pelaku membeli telur dari supplier yang ada wilayah di Jakarta untuk dijual kepada distributor.
"Setelah korban tertarik karena harganya di bawah pasaran. Pelaku kemudian beraksi dan menyebut bahwa telur ayam miliknya harus indent, jadi para korban diminta untuk investasi dulu," jelas Didik.
Akhirnya, korban ini menginvestasikan dana mereka kepada pelaku hingga Rp 1,5 miliar perorang. Namun, ketika berjalan sekitar 6 bulan, telur yang dipesan, tidak sesuai dengan uang yang mereka berikan.
"Awalnya lancar, kemudian lama-lama telurnya tidak sesuai dengan uang yang mereka investasikan. Karena merasa tertipu, korban melapor ke kami dan kami lakukan penyelidikan lebih lanjut," papar Didik.
(Baca Juga: Ngaku Bisa Gandakan Uang, Komplotan Dukun Palsu Ditangkap Polisi)