15 Mei 1998: Penjarahan. Reformasi 1998, H-6
Rakyat miskin yang kehilangan harapan bagaikan daun kering yang mudah tersulut api provokasi dan kemarahan. Setelah pemakaman empat pahlawan reformasi, kerusuhan mulai terjadi di daerah Grogol dan meruyak ke seluruh Jakarta. Dari tanggal 13-15 Mei terjadi penjarahan dan huru-hara yang meluas ke Bogor, Tangerang, Bekasi bahkan ke Solo dan seantero Nusantara. Korban yang tercatat berjatuhan.
Kompas 16 Mei 1998: menurut Kadispen Mabes Polri Bigjen Dai Bachtiar, jumlah korban yang tewas di wilayah DKI 200 orang, belum termasuk 20 korban yang loncat dari gedung. Sementara di Tangerang 100 orang terpanggang dan jasad para korban sebagian besar dalam keadaan hangus.

Belum pernah Jakarta lumpuh seperti kali ini. Kengerian mencekam, kendaraan umum tidak beroperasi, jalanan dipenuhi warga yang berusaha pulang dengan berbagai cara. Para wanita menjinjing sepatu hak tinggi dan berjalan telanjang kaki menyusuri jalanan yang dipasangi rintangan. Di beberapa lokasi, motor saya (trail warna hijau mirip punya petugas) sempat mengangkut penumpang kaki lecet yang tidak lagi mampu berjalan.
16 Mei 1998: Perkosaan, Reformasi 1998, H-5
Mei
Sajak karya Joko Pinurbo : Jakarta 1998
Tubuhmu yang cantik, Mei
Telah kau persembahkan kepada api.
Kau pamit mandi sore itu
kau mandi api.
Api sangat mencintaimu, Mei
Api mencecap tubuhmu
sampai lekuk-lekuk tersembunyi.
Api sangat mencintai tubuhmu
Sampai lumatnya yang cuma warna,
Yang cuma kulit, yang cuma ilusi.
Tubuh yang meronta dan meleleh
dalam api, Mei
adalah tubuh kami
Api ingin membersihkan tubuh maya
dan tubuh dusta kami
dengan membakar habis
tubuhmu yang cantik, Mei
Kau sudah selesai mandi, Mei
Kau sudah mandi api
Api telah mengungkapkan rahasia cintanya
Ketika tubuhmu hancur dan lebur
dengan tubuh bumi;
ketika tak ada lagi yang mempertanyakan
Nama dan warna kulitmu, Mei

Ita Martadinata adalah anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan yang dibunuh secara misterius. Pembunuhan ini terjadi hanya berselang 3 hari setelah Tim Relawan mengadakan konferensi pers yang menjelaskan bahwa banyak anggota tim yang menerima ancaman pembunuhan bila tidak menghentikan bantuan mereka terhadap investigasi internasional tentang perkosaan dan pembakaran sejumlah perempuan Tionghoa dalam kerusuhan Mei 98. Sedianya Ita (20 tahun) bersama Ibunya dan empat orang korban akan berangkat ke Amerika untuk memberikan testimoni kepada Kongres Amerika tentang tragedi tersebut.
Pihak berwajib mengumumkan bahwa peristiwa ini hanya pembunuhan biasa, tapi Tim Relawan berpendapat peristiwa ini dimaksudkan sebagai ancaman kepada mereka yang terlibat di dalam aktivitas kemanusiaan untuk menghentikan kegiatan mereka.