Pius Lustrilanang seorang korban menceritakan penyekapan dan penculikan yang dialaminya selama dua bulan oleh Tim Mawar. Testimoni di Komnas HAM ini menyentak kesadaran kita akan bobroknya pemerintah saat itu dan memicu tuntutan akan perubahan.
Pius kemudian dilarikan ke Belanda dan baru bisa pulang ke Indonesia setelah Reformasi. Pada hari kepulangannya Pius disambut oleh teman-teman aktivis dengan membawa poster sosok yang dianggap bertanggung jawab atas operasi Tim Mawar.
Saya menyaksikan sendiri poster tersebut dibuat di sebuah sanggar teater di Kampung Melayu pimpinan aktivis dan aktris teater terkenal Ratna Sarumpaet.
8 Mei 1998: Partai Rakyat Demokratik. Reformasi 1998, H-14
Partai Rakyat Demokratik PRD dideklarasikan pada 22 Juli 1996, dengan ketua Budiman Sudjatmiko. Banyak dari anggotanya adalah intelektual muda dan aktivis, khususnya mahasiswa.
Lima hari kemudian, pada 27 Juli 1996 dalam peristiwa yang dikenal sebagai Kudatuli, PRD dituduh mendalangi kerusuhan yang berujung pada perebutan kantor PDI. Bahkan PRD kemudian dinyatakan terlarang oleh pemerintah orde-baru dan banyak anggotanya yang hilang, diburu dan dipenjarakan.
Mulanya Persatuan Rakyat Demokratik adalah organisasi payung dari ormas massa lintas sektoral:
1. Buruh (FNPBI) tokohnya: Dita indah Sari (dipenjarakan), Suyat dan Bimo Petrus (diculik tak kembali)
2. Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (JAKKER) tokohnya: Wiji Thukul (diculik tak kembali) Raharja Waluya Jati (diculik).
3. Serikat Tani (STN) tokohnya: Herman Hendrawan (diculik tak kembali)
4. Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) tokohnya, Garda Sembiring (penjara), Andi Arief (diculik), Nezar Patria (diculik).
Organisasi payung ini kemudian bertransformasi dari organisasi massa menjadi PRD.

Pada Pemilu pertama pasca-reformasi, PRD yang sebelumnya dinyatakan terlarang oleh Orde Baru, diakui dan turut serta dalam pemilu 1999. Tapi karena Budiman Sudjatmiko masih di Rutan Cipinang , konsolidasi dilakukan dari dalam penjara.
(Kamera lolos dari pemeriksaan berkat kerjasama dengan seorang perempuan kader PRD yang bersedia menyelundupkan di dalam bajunya)
9 Mei 1998: FORKOT
Salah satu elemen mahasiswa yang sering bentrok dengan aparat namanya FORKOT atau Forum Kota.
Awalnya beranggotakan sekitar 16 kampus belakangan sempat bengkak menjadi 70an. Mereka bersama FKSMJ tercatat sebagai organ gerakan mahasiswa pertama yang menembus gedung MPR pada 18 Mei 1998. Setelah jatuhnya Soeharto aksi-aksi mereka makin radikal, hal mana sejalan dengan represi yang dilakukan TNI dan Polri. Aksi-aksi mereka menuntut dihapuskannya Dwi fungsi TNI, menentang SI MPR 98, penolakan RUU PKB sering berakhir chaos. Ribuan aktivis Forkot bersama mahasiswa dan organ lain, berani menghadapi panser dan meriam air aparat dengan hanya bersenjatakan tongkat bendera batu dan molotov.
Aksi radikal mereka tak urung mengundang kecaman dan cibiran dari berbagai organisasi yang mendukung Habibie seperti KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam), PAM Swakarsa dan kelompok-kelompok pro-Orde Baru yang antigerakan mahasiswa memplesetkan kepanjangan Forkot sebagai Forum Komunis Total.
