Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hari-Hari Jelang Reformasi 20 Tahun Lalu dalam Foto dan Catatan

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 22 Mei 2018 |08:29 WIB
Hari-Hari Jelang Reformasi 20 Tahun Lalu dalam Foto dan Catatan
Foto: Erik Prasetya/BBC Indonesia
A
A
A

Awal 1990an radikalisme mahasiswa mulai diarahkan pada struktur politik Orde Baru. Di Jakarta FAMI melakukan aksi di DPR menuntut Sidang Istimewa. Tahun 1994 dibentuk sejumlah gerakan mahasiswa. antara lain SMID, Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi.

Foto: Erik Prasetya/BBC Indonesia

Jakarta Mei 1998. Eskalasi aksi mahasiswa menentang Soeharto mulai meluas ke berbagai kota. Mulanya hanya aksi di dalam kampus, kini mereka mulai bergerak melakukan unjuk rasa di jalan-jalan.

4 Mei 1998: Tapos

"Tanah ini milik keluarga kami sejak nenek moyang, tapi mereka merampasnya dengan paksa," tutur seorang petani tentang tanah Tapos yang dikuasai Soeharto dan keluarganya. Peternakan Tapos mulai dibangun tahun 1974 dengan merebut 750 hektar tanah petani. Di kawasan ini lalu dibangun berbagai proyek pertanian dan peternakan, yang sering menjadi tempat pertemuan informal Soeharto dengan para kroninya. Karena pasokan pangan hewan butuh tanah yang lebih luas, para petani dilarang menggarap kebun dan dipaksa menanam rumput gajah.

Foto: Erik Prasetya/BBC Indonesia

Haji Dodo petani Tapos yang melawan dan tetap menanami kebonnya harus berurusan dengan aparat yang memenggal pergelangan tangannya. "Sampai sepuluh tahun saya merasa tangan saya masih ada, sering gatal pada bagian yang buntung," katanya. Pada latar belakang tampak pembangunan villa yang mangkrak milik Tommy Soeharto.

6 Mei 1998: Penculikan aktivis 1997-1998

Penculikan aktivis 1997/1998 adalah proses penghilangan secara paksa atau penculikan terhadap aktivis prodemokrasi yang terjadi menjelang pemilu 1997 dan SU MPR 1998.

Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan KONTRAS mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat negara selama periode 1997-1998. Dari angka itu satu orang dinyatakan mati, sembilan orang dilepaskan dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini.

Foto: Erik Prasetya/BBC Indonesia

Tuti Koto, ibu dari Yani Afri salah satu korban penculikan yang tidak kembali, menanyakan keberadaan putranya ke Dephankam. Hingga akhir hayatnya November 2012, Ibu Tuti Koto tidak pernah mendapatkan kejelasan tentang putranya.

7 Mei 1998: Tim Mawar

Masih soal penculikan akitivis. Siapa yang melakukan dan harus bertanggung jawab?

Temuan tiga lembaga di bawah negara, DKP, TGPF dan Tim Ad Hoc Komnas HAM memberikan rekomendasi supaya Prabowo dan semua pihak yang terlibat penculikan diadili di Pengadilan Militer. Dalam kenyataan yang diadili hanya Tim Mawar, tapi mereka hanya 11 orang pelaku, bukan pengambil keputusan. Walaupun Prabowo diberhentikan atas rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira sebelas tahun sebelum masa pensiun, namun ia tak pernah diadili.

Foto: Erik Prasetya/BBC Indonesia

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement