ASMARA – Ethiopia dan Eritrea menandatangani "Deklarasi bersama untuk perdamaian dan persahabatan" di Ibu Kota Asmara. Deklarasi ini secara resmi mengakhiri perang antara dua negara bertetangga itu sekaligus meningkatkan kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, keamanan dan sosial budaya.
Deklarasi tersebut juga akan membuka perdagangan dan jalur transportasi antara kedua negara serta menyambung kembali hubungan diplomatik Ethiopia-Eritrea.
BACA JUGA: PM Ethiopia Selamat dari Serangan Granat yang Tewaskan Satu Orang
Perdana Menteri Abiy Ahmed menjadi kepala negara Ethiopia pertama yang mengunjungi Eritrea, mengesampingkan situasi “tidak perang dan tidak berdamai” yang terjadi antara kedua negara selama dua dekade terakhir.
“Dalam pertemuan mereka, para pemimpin sepakat untuk memulihkan hubungan dan melanjutkan penerbangan dengan maskapai kedua negara. Selain itu, mereka setuju untuk berpartisipasi dalam pengembangan pelabuhan, ” demikian diwartakan kantor penyiaran negara, Ethiopian Broadcasting Corporation sebagaimana dilansir Middle East Monitor, Selasa (10/7/2018).
BACA JUGA: Eritrea, negara paling alergi media
Setelah normalisasi hubungan yang menyudahi 20 tahun situasi kebuntutan, kedua negara juga akan bersama-sama mengembangkan pelabuhan di pantai Laut Merah Eritrea.
Eritrea memisahkan diri dari Ethiopia pada 1993.
(dka)