Penjualan senjata buatan AS yang dijual kepada Arab Saudi banyak mendapat kecaman dari organisasi hak asasi manusia dan disebut-sebut sebagai salah satu faktor tingginya tingkat kematian warga sipil di Yaman. Berdasarkan data PBB, lebih dari 10.000 orang telah terbunuh selama tiga tahun perang berkecamuk di negara itu.
Meski telah ada seruan dari LSM dan bahkan anggota parlemen AS untuk menghentikan pasokan senjata ke Saudi di tengah konflik yang sedang berlangsung, pada 2016 dan 2017, Pentagon terus memberikan kontrak penting pada Lockheed Martin / General Dynamics untuk memasok bom MK-82 ke Riyadh.
Namun, pekan ini Juru Bicara Komando Pusat AS, Mayor Josh Jacques mengatakan, sulit untuk mengetahui dari mana bom yang menghantam bus di Yaman tersebut berasal. Selain Arab Saudi, pada 2016 AS juga diketahui menjual Mark-82 kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Prancis, Irak sementara Australia dan Bahrain juga mengikat kontrak pembelian bom tersebut pada 2017.
"Kita mungkin tidak pernah tahu jika amunisi (yang digunakan) adalah salah satu yang dijual AS kepada mereka," ujarnya.
(Rahman Asmardika)