Dalam berbagai arsip yang dapat dia akses, Noordoven melihat ada puluhan kasus adopsi ilegal yang melibatkan pejabat-pejabat pemerintah Belanda.
Salah satu dokumen yang dilihatnya adalah akta kelahiran yang diduga palsu dan dikeluarkan oleh Konsulat Belanda tatkala dia diadopsi. Karenanya, Noordoven menuduh pihak konsulat ikut berkolusi. Dia juga mengritik pemerintah Belanda karena berupaya menutup-nutupi kasus tersebut.
Noordoven berharap penyelidikan itu bakal membawa kejelasan pada kasus-kasus lain.
Akan tetapi, lepas dari hasil penyelidikan pemerintah Belanda, Noordoven memutuskan untuk melayangkan tuntutan hukum kepada orang tua angkatnya. Dia menuduh mereka merahasiakan informasi penting sehingga dia sulit mencari informasi mengenai ibu kandungnya.
Orang tua angkat Noordoven kemudian diperintahkan pengadilan untuk membayar kompensasi kepadanya.
Setelah mencari tahu ke sana ke mari, Noordoven akhirnya tahu siapa ibu kandungnya. Tapi, informasi itu datang terlambat. Sang ibu sudah meninggal dunia.
Bagaimanapun, dia berhasil menjalin kontak dengan saudari kandungnya.
"Saya gembira dengan langkah (penyelidikan) ini, namun saya akan terus mengikuti masalah ini secara kritis. Saya kini tahu bahwa pengadopsian saya diatur dan difasilitasi oleh seorang diplomat Belanda," ujar Noordoven kepada NOS.
BBC News Indonesia sedang menelusuri lebih jauh soal ini kepada para pihak terkait di Indonesia.
(Rahman Asmardika)