Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

7 Fakta Gunung Anak Krakatau Pasca-Tsunami, Perairan Lebih Dangkal hingga Puncak Menyusut

7 Fakta Gunung Anak Krakatau Pasca-Tsunami, Perairan Lebih Dangkal hingga Puncak Menyusut
Foto: Susi Air
A
A
A

 Foto: Getty Images

Pada tanggal 23 sampai 24 Desember 2018 saat kubah lava seluas 64 hektare, hembusan letusan terus terjadi dengan amplitudo cukup tinggi, over skill menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm) sehingga pagi tadi status Gunung Anak Krakatau berubah status dari waspada ke siaga.

Data tersebut yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm).

7. Tinggi Letusan Asap Berkisar 300-1500 Meter


Pada 22 Desember 2018 berdasarkan citra satelit yang diterima oleh PVMBG, Anak Krakatau alami letusan dengan tinggi asap berkisar 300-1500 meter di atas puncak kawah. Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo overscale (85 mm). Pukul 21.03 WIB terjadi letusan, selang beberapa lama terjadi tsunami.

sebagian besar dari tubuh Anak Krakatau mengalami longsor, yang kemudian menyebabkan tsunami di Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement