JAKARTA – Ketua PBNU Bidang Hukum, HAM, dan Perundang-Undangan, Robikin Emhas menyebut partai politik (parpol) akan merugi apabila tidak memiliki kader yang berlatar belakang seorang santri. Pasalnya, santri merupakan salah satu pencetak karakter bangsa.
"Sebagai pribadi saya berani mengatakan, pasti merugi partai-partai politik yang tidak memberi ruang bagi kaum santri untuk berkiprah di partai mereka. Melalui karakter sikap mandiri, jujur, dan berakhlak luhur merekalah peletak karakter bangsa, pembangun peradaban negeri ini," kata Robikin saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Menurut Robikin, sejarah telah membuktikan bahwa kaum santri memiliki peranan penting dan terlibat langsung dalam proses menciptakan kemerdekaan Indonesia. Oleh sebab itu, kata Robikin, kehadiran santri sangatlah penting dalam membangun bangsa.
"Jadi secara kuantitatif jumlah santri tidak sedikit. Secara kualitatif, santri banyak yang punya prestasi membanggakan. Mereka tersebar di berbagai lini dan bidang profesi," tutur Robikin.
Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem bidang Agama dan Masyarakat Adat Hasan Aminuddin mengungkapkan, pihaknya telah memberikan kesempatan kepada tokoh dan santri muda untuk menjadi bagian dalam penentuan masa depan bangsa.
Menurutnya, partainya membuka kesempatan yang lebar kepada para santri untuk menjadi anggota dewan ataupun pemimpin bangsa di Indonesia.
"Sebagaimana Pileg kali ini Nasdem beri kesempatan tokoh muda, anak muda kalangan pesanten menyalurkan pikirannya memalui jalur politi melalui legislator," kata Hasan dikonfirmasi terpisah.
Hasan menambahkan, sudah banyak anak muda pesantren menjadi Caleg di NasDem. Dia mencontohkan Plt Ketua Anshor Jawa Timur yang mana identik dengan PKB berdasarkan Nahdlatul Ulama (NU).
"Dia malah memilih ikut saya di NasDem, Caleg DPRD Jawa Timur. Lalu Waketum Ansor Khairul Amri ikut saya di NasDem jadi Caleg DPR RI. Di Magelang ada keluarga pesantren jadi anggota DPR RI NasDem, sudah banyak ini," tutur dia.
Hasan pun berharap santri-santri memilih NasDem untuk mengimplemtasikan ilmunya di pesantren. Selain itu, Hasan menegaskan pesantren bagian dari kekuatan awal kemerdekaan Indonesia.
Oleh karenanya, dia berharap dengan dibahasnya RUU Pesantren dapat terwujud adanya kementerian khusus pesantren.
"Karena pesantren cukup luar biasa keberadaannya, harus ditangani khusus, tidak bisa Kementerian Pendidikan ini atau Kemenag tidak akan fokus. Di luar pesantren saja sudah tidak mampu maksimal apalagi pesantren. Tentu NasDem ingin memberikan support lahir batin dan maksimal kan bagaimana APBN berpihak kepada pesantren dibanding sebelumnya," tuturnya.
Baca Juga : Ditjen PAS Upayakan 262 Ribu Napi Bisa Mencoblos di Pemilu 2019
Di sisi lain, Wakil Ketua Tanfidz PWNU DKI Jakarta Abdul Azis Khafia mengatakan partai politik adalah salah satu instrumen demokrasi dan alat untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dalam menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan. Maka santri masuk ranah partai politik adalah hal yang wajar.
"Menurut saya, bahkan partai politik yang di dalamnya banyak santri akan lebih baik, karena santri memiliki keunggulan tersendiri, yakni kecakapan dalam keilmuan baik keilmuan umum plus keilmuan Agama," ucapnya.
Baca Juga : KPU Tetapkan DPTHP III Sebanyak 190.779.969 Pemilih
(Erha Aprili Ramadhoni)