Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Agama Politik

Opini , Jurnalis-Selasa, 09 April 2019 |05:53 WIB
Agama Politik
Kampanye Prabowo (Foto: Okezone)
A
A
A

KAMPANYE akbar pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Sandi pada Minggu (7/4/2019) di stadion utama GBK dipenuhi sesak peserta bak lautan manusia, meluber diluar stadion hingga ke jalan-jalan utama seputar Senayan. Mereka berdatangan dari pelbagai daerah sejak malam hari lalu shalat malam dan shalat subuh berjamaah.

Saya memantau kegiatan kampanye politik tersebut melalui media online dan siaran langsung salah satu media tv nasional ditengah jelajah perjalananku di utara Kalimantan. Di salah satu warung kopi bersama masyarakat menyaksikan perhelatan akbar capres 02 itu menyampaikan orasi politiknya dengan gaya bahasa khasnya; agitatif, propagandis dan menggugah massa.

Pernyataan retoriknya berupaya memancing emosi massa didepannya menyentil lautan manusia akan hidup semakin susah, korupsi pejabat, ketiadaan lapangan pekerjaan dan kemiskinan yang menurun. Menurun ke anak cucu dan cicit katanya. Sungguh dan benar-benar upaya membangkitkan emosi jiwa raga, menyudutkan kebijakan yang tak berpihak kepada rakyat kebanyakan.

Saya bahkan berupaya merekam pidato sang capres melalui tape recorder yang selalu ditangan saat bepergian kemana saja supaya bisa diputar ulang dan menyimaknya secara seksama pesan-pesan politik bersejarah itu. Saya kira sang capres juga kali pertama berpidato politik didepan luberan manusia yang memenuhi stadion GBK.

Bayangan saya, seperti pidato-pidato para pesohor masyhur dunia lainnya menyampaikan orasi dengan suara lantang, memesona, dengan retorika tingkat tinggi yang mampu menggerakkan massa dan menggugah batiniah pendukungnya.

Seperti Bung Karno berpidato pada rapat raksasa dilapangan Ikada 19 September 1945 ditengah tekanan penjajah Jepang. Suaranya menggelegar bak halilintar menyambar sukma rakyat berlawan koloni bercap sahabat, orasinya menyihir lautan manusia melalui kata-kata dan diksi yang menggerakkan. Ungkapannya apik tertata dengan kalimat padat penuh makna, narasi tersampaikan sistematis dan sesekali canda menghibur mengusir rasa jenuh.

Sayangnya, pidato Prabowo di kampanye akbar itu saya tidak menemukan pesan kuat kepada rakyat ke arah mana negara ini akan dibawa jika terpilih nantinya sebagai Presiden. Di atas panggung justeru terlihat sang Jenderal memarahi seorang peserta kampanye yang memintanya diam dengan nada suara agak keras. Struktur materi pidatonya kurang terarah, mengambang dan kehilangan pesan substantif.

Klaim peserta kampanye akbar dihadiri sekitar satu juta buat saya bukan masalah dan tak perlu diperdebatkan. Yang pasti dipenuhi lautan manusia dan meluber keluar stadion dan jalan-jalan utama. Sepanjang pengetahuan saya, hanya PKS, partai politik berbasis dakwah itu yang mampu memenuhi isi stadion GBK selama ini. Parpol lainnya belum mampu kecuali menggelontorkan duit milyaran membayar massa untuk hadir.

Prabowo

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement