China pada Senin mengatakan protes di Hong Kong, yang awalnya menentang RUU ekstradisi yang telah ditangguhkan tapi meluas dengan seruan kebebasa demokrasi, telah mencapai "titik kritis".
"Para pemrotes telah sering menggunakan alat yang sangat berbahaya untuk menyerang polisi dalam beberapa hari terakhir, merupakan kejahatan serius dengan kecambah terorisme muncul," kata juru bicara kantor Urusan Hong Kong dan Makau Yang Guang di Beijing. Para pengunjuk rasa mengatakan polisi telah menggunakan kekuatan berlebihan, menembakkan gas air mata dan butiran kantong kacang dari jarak dekat, dan menyerukan penyelidikan independen terhadap krisis tersebut.
Protes dilanjutkan di bandara Hong Kong pada Selasa (12/8), membuat otoritas bandara membatalkan 200 penerbangan.
(Rachmat Fahzry)