TEL AVIV – Di tengah tuduhan korupsi dan penyuapan yang dihadapi Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dua saksi yang memberikan keterangan dalam kasus itu mengungkapkan keraguan mereka mengenai kesehatan mental istri sang PM. Kedua saksi itu mengatakan bahwa Sara Netanyahu memutuskan segala hal, termasuk memilih orang-orang yang bekerja bagi Netanyahu.
Saat diperiksa terkait kasus korupsi Netanyahu yang sedang berlangsung, pasangan miliarder Amerika-Israel, Sheldon dan Miriam Adelson, menggambarkan ibu negara Israel itu sebagai sosok yang tidak menarik.
BACA JUGA: PM Israel Benjamin Netanyahu Didakwa Melakukan Korupsi
Menurut terjemahan yang dari surat kabar Haaretz yang dilansir Sputnik, Selasa (10/9/2019), Sheldon Adelson, seorang taipan kasino berusia 86 tahun, mengatakan kepada polisi bahwa Sara Netanyahu adalah seorang wanita yang “benar-benar gila”.
“Dia sangat kompulsif tentang foto dirinya dan bagaimana penampilannya,” kata Sheldon yang juga merupakan penerbit surat kabar Israel Hayom.
“Dia berkata, ‘Saya ibu negara, saya seorang psikolog dan saya mengajar anak-anak tentang psikologi.’ ... Dia akan memberi tahu istri saya bahwa jika Iran menyerang Israel itu adalah kesalahannya... karena kami tidak menerbitkan foto-foto dia yang bagus," tambahnya.
Transkrip tersebut juga mencatat Miriam Adelson mengatakan kepada polisi bahwa Sara memilih sendiri orang-orang yang bekerja dengan perdana menteri, termasuk staf dan sekretaris. Dia juga menduga Sara bahkan mungkin memiliki pengaruh terhadap penunjukan pejabat pemerintah.
Sara dan Benyamin Netanyahu.
Istri Sheldon yang berusia 73 tahun itu dilaporkan mengatakan kepada polisi bahwa kebencian Sara terhadap mantan menteri pendidikan Naftali Bennett dan mantan menteri kehakiman Ayelet Shaked mencegah perdana menteri membentuk koalisi dengan Bennett dan Shaked dalam pemilihan umum April lalu.
BACA JUGA: Istri PM Netanyahu Seorang Pemabuk
Pada saat itu, Bennett dan Shaked mencalonkan diri bersama Partai New Right Ticket tetapi gagal melewati ambang pemilihan. Mereka kemudian berusaha untuk bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh Partai Likud tetapi ditolak oleh Netanyahu.
“Saya merasa terganggu karena kita memiliki perdana menteri yang istrinya memutuskan segalanya. Saya sangat marah setelah pemilihan terakhir ketika dia (perdana menteri) tidak membentuk koalisi dengan Bennett karena dia (Sara) membencinya," kata Miriam Adelson sebagaimana dikutip Haaretz.